Rekan rekan.... Selamat Bergabung di Blog Komunitas SMA "TIGA ENAM" JAKARTA. Blog ini hadir sebagai media bagi kita untuk menyambung tali silaturahmi sambil mengenang masa2 indah di SMA. Melalui blog ini kita bisa berbagi cerita masa lalu, masa kini dan juga harapan2 kita di masa depan. Disini kita bisa membuka kembali memory lama melalui foto-foto jadul kita yg penuh kenangan. Teman2 semua diharapkan untuk ikut berkontribusi meramaikan blog ini dengan upload foto2 jaman SMA dulu, tulisan2, entah itu tentang nostalgia masa lalu, berita terkini tentang sekolah kita tercinta, berita tentang guru2, atau cerita dan berita tentang teman2 sesama alumni ataupun Siswa-siswi SMA 36 baik berita gembira maupun berita duka cita - agar kita dapat saling berbagi, dalam suka dan duka. Salam Tiga Enam !!
'Facebook' yg telah mempersatukan Alumni SMA 36 Jakarta
'Penggemar' KOMUNITAS TIGA ENAM"
Profil SMA NEGERI 36 JAKARTA.
Alamat Sekolah : Jl.Perhubungan Raya, Jati Rawamangun Jakarta Timur 13220 Telp. 4893358 Fax 021 47864229
Tahun Pendirian: 1975
Jumlah Ruang Kelas: 25 Ruang.
Jumlah ruang non kelas / fasilitas: a.Ruang Kepala Sekolah: Satu. b.Ruang Tata Usaha : Satu. c.Ruang Lab komputer : Dua. d.Ruang OSIS : Satu. e.Ruang UKS : Satu. f.Dapur : Satu. g.Koperasi : Satu. h.WC Murid : Delapan Belas. i.WC Guru dan T.U : Empat. j.Gudang : Satu. k.Ruang BP/BK : Satu. l.Ruang Wk Kep Sekolah : Satu. m.Ruang Guru : Satu. n.Ruang Perpusatakaan : Satu. o.Ruang Lab IPA : Tiga. p.Kantin :Satu. q.Ruang Lab bahasa : Satu. r.Ruang Aula / Menza : Satu. s.Lapangan Olah-Raga : Satu. t.Mushala : Satu. u.Apotik Hidup : Satu.
Status Gedung:Pemerintah Daerah DKI Jakarta
Peresmian Gedung:1 Agustus 2007
Luas Tanah:6278M2
Luas Bangunan:1800M2
Luas Lapangan Upacara:900M2
Luas Apotek Hidup:30M2
sejarah SMA NEGERI 36 Jakarta: SMA Negeri 36 Jakarta sebagai lembaga pendidikan menengah tingkat atas pertamakali didirikan pada 2 Januari 1975 yang asalnya berawal dari nama SMA Negeri XXX Filial Jakarta (baca: SMA Negeri 30 Filial Jakarta) dan merupakan cabang dari SMA Negeri 30 Rawasari Jakarta Pusat sebagai induknya. Sarana gedung pendidikan yang dipakai adalah gedung milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan sumbangan tanah dari Departemen Perhubungan. Gedung yang ditempati terbagi dua yaitu terdiri dari gedung di bagian Utara untuk SMA XXX Filial (SMAN 36) dan gedung di bagian Selatan ditempati oleh SMP Negeri 92 Jakarta yang saling berdekatan.
Dengan dipimpin oleh Wakil Kepala SMA Negeri 30 Jakarta Drs. Suyono Kuslan untuk SMA Negeri XXX Filial kemudian, baru pada tahun 1978 keluar ijin “penunggalan” (baca: pemekaran) dari SMA XXX Filial Jakarta menjadi SMA Negeri 36 Jakarta.
Pada saat pertama kegiatan pendidikan dimulai tahun 1975 hanya baru terdapat dua ruang kelas. Selanjutnya pada tahun 1978, 1979 dan 1980 gedung SMA 36 Jakarta kemudian mengalami perluasan. Selama perluasan gedung, kegiatan belajar mengajar (KBM) sementara memakai sarana gedung di lokasi sekitar yang berdekatan. Pada tahun 1978 meminjam gedung SD tanah Koja, Jatinegara Kaum. Hingga pada tahun 1979 saat dimulai pembangunan gedung sekolah yang bertingkat, maka proses kegiatan pendidikan selama tahun 1979 hingga 1980 SMA Negeri 36 Jakarta menempati ruang gedung di lokasi tiga sekolah sekitar yaitu:
1. Di ruang tempat semula SMA Negeri 36 Jakarta
2. Di gedung SD Tanah Koja Jatinegara Kaum
3. Di gedung SMA Negeri 36 yang baru dibangun di lantai 1 sebelah barat
Setelah pembangunan gedung lantai II SMA Negeri 36 selesai, baru kemudian pada tahun 1981 seluruh siswa dapat menempati ruangan baru, dan berikut pula peralatan/barang-barang dipindahkan ke gedung baru. Pada tahun 1983 pembangunan ruangan kelas lantai III dapat selesai seluruhnya.
Kemudian pada tahun 2004 SMA Negeri 36 Jakarta dilengkapi oleh sarana gedung baru yang peruntukkannya sebagai Gedung Menza oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Seiring perjalanan waktu selama kegiatan pendidikan hingga tahun 2006 gedung SMA Negeri 36 Jakarta kemudian diperbarui kembali. SMA Negeri 36 dibongkar dan dibangun kembali sampai selesai awal tahun 2007. Selama masa pembangunan gedung tersebut kegiatan pendidikan SMA Negeri 36 Jakarta meminjam lokasi gedung pendidikan sekolah sekitar yakni:
1. SD Negeri 06 dan 011 Kelas Pagi, Komplek Perhubungan (tepatnya disamping Kelurahan Jati, Pulogadung).
2. SD Negeri 07 dan 08 Kelas Pagi Jatinegara Kaum (tepatnya disamping
3. SD Negeri 015 Kelas Pagi Jatinegara Kaum (tepatnya masuk gang disebelah komplek makam Jayakarta, Jatinegara Kaum).
Sejak awal Januari 2007 kemudian kegiatan belajar mengajar SMA Negeri 36 Jakarta menempati gedung baru yang telah selesai dipugar sebagai status peminjaman dengan izin dari Dinas Dikmenti Provinsi DKI Jakarta. Berikutnya kemudian SMA Negeri 36 Jakarta baru dapat diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Dr. (HC). H. Sutiyoso dengan turut disaksikan oleh perwakilan dari DPRD Habib Husein Alaydrus (Anggota DPRD/Farksi Partai Demokrat) periode 2004-2009, Kepala Dinas Dikmenti Provinsi DKI Jakarta, Drs. H. Margani M. Mustar, M.Sc. beserta jajarannya, Kepala Sudin Dikmenti Kotamadya Jakarta Timur, Drs. Suharyanto beserta jajarannya yang dilingkungan pemerintah Kotamadya Jakarta Timur, pejabat dari Kecamatan Pulogadung, hingga Kelurahan Jati, Para Kepala Sekolah di wilayah Jakarta Timur, serta para tokoh masyarakat, hingga Komite, Guru, Karyawan, dan Siswa SMA Negeri 36 Jakarta pada 1 Agustus 2007.
SMA Negeri 36 Jakarta dengan gedung baru dimasa kepemimpinan Kepala Sekolahh Drs. H. Mugni Hadi (2005 - 2008) terdiri atas tiga lantai dengan 25 ruang kelas, 1 Lab Komputer, 1 Lab Bahasa, 1 ruang Perpustakaan, 1 Lab Fisika, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang Wakil Kepala Sekolah, 1 ruang Guru, 1 ruang TU, 1 ruang UKS, 1 ruang OSIS, 1 ruang rumah tunggu, beserta ruang kantin sekolah. Kini SMA Negeri 36 dipimpin oleh Drs. Dapot Lumbanraja tengah berupaya melanjutkan program dan kemajuan pendidikan yang telah dicapai untuk terus meningkatkan kualitas mutu dan prestasi pendidikan berikutnya, termasuk diantaranya adalah giat dalam menekuni program pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah sebagaimana yang telah diamanatkan oleh UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, serta Kebijakan Program Koordinasi UKS Antar Departemen (Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan, Departemen Agama, dan Departemen Dalam Negeri)
“Perpisahan merupakan awal dari pertemuan tak terduga berikutnya.”
“Perpisahan merupakan awal dari pertemuan tak terduga berikutnya.”
WABAH baru itu bernama reuni. Kafe, food court, ruang besar di hotel, sekolah, kampus, atau sekadar tongkrongan di pinggir jalan kini banyak diisi oleh orang-orang yang berkumpul kembali. Istilahnya, ya reuni itu tadi. Mereka yang sudah lama tak jumpa, berkumpul lagi untuk menjalin pertemanan yang telah lama menghilang. Tengoklah di food court centre di sebuah apartemen di daerah Kuningan, awal bulan ini, misalnya. Sebuah reuni dengan meriah diadakan.
Tak bisa dipungkiri, ini adalah dampak dari situs pertemanan yang marak belakangan ini. Dengan situs pertemanan itu, mereka yang tak ketahuan rimbanya seolah berada di depan mata. Sebenarnya reuni secara maya telah terjadi. Namun pertemuan fisik tetaplah penting. Akhirnya, digagaslah pertemuan itu. Mereka melepas kerinduan setelah hampir dua puluh tahun terputus.
Lalu apa yang terjadi dalam peristiwa bertemu kembali ini? Banyak. Kaum lelaki yang berperut subur. Kaum wanitanya yang juga sudah melar tubuhnya. Walau mungkin saja masih tetap menyimpan ketampanan dan kecantikannya di masa lalu. Bahkan terbetik kabar, ada yang telah meninggal. Cerita lainnya, ada yang diam-diam menjerit histeris karena ternyata pujaan hatinya di masa lalu tak datang. Ada juga yang tersenyum sumringah karena bertemu lagi dengan mantan kekasih di zaman cinta monyet dulu. Ada juga yang sudah berhasil menjadi pengusaha, sehingga bisa menjadi donatur acara tersebut. Bak permen yang memiliki banyak rasa, banyak perubahan terjadi disana-sini.
Namun tak sedikit yang diam-diam minder karena merasa nasib dan karirnya tak terlalu cemerlang. Semua beraduk menjadi satu dalam sebuah acara yang berkemas, temu kangen atau mengenang masa lalu itu. Setelah itu, tak sedikit yang kemudian melanjutkan acara reuni itu menjadi erat. Mereka membuat arisan rutin atau kumpul bareng bersama secara berkala. Lalu ada pula yang mewadahi menjadi suatu paguyuban.
Tak ada yang salah. Bahkan sangat bagus. Menjalin kembali persahabatan yang telah lama terbengkalai. Hidup dalam suasana kekeluargaan dan keakraban adalah satu kenikmatan yang luar biasa. Namun tentu saja berkumpul secara rutin saja tidaklah cukup.
Lantas apa yang harus dilakukan? Reuni atau berkumpul kembali tentunya hanya satu langkah awal untuk memulai sesuatu yang baru, persis seperti yang dilakukan puluhan tahun silam, atau tepatnya pada saat kita sedang bersama-sama duduk di sekolah yang sama. Ingatlah suatu ketika kita pernah membuat tugas sebuah mata pelajaran secara berkelompok. Bersama-sama membeli kodok untuk pelajaran biologi, misalnya. Kita sama-sama urunan untuk membeli kodok tersebut, walau akhirnya harus disembelih untuk dilihat bagian dalam dari tubuhnya. Kita yang saat itu tak punya uang dan hanya bisa memberikan sedikit untuk urunan, sehingga terpaksa ditalangi oleh mereka yang punya kelebihan uang.
Kita pernah pula, mungkin, harus terbaring sakit di rumah. Pada saat itu, teman-teman kita datang menjenguk untuk memberikan semangat agar lekas sembuh. Penganan yang seadanya, yang kita tahu merupakan hasil patungan dari teman-teman menjadi satu penghibur yang terasa manis.
Barangkali kini kita mengalami hal yang sebaliknya. Berkecukupan secara materi, saatnya untuk membantu teman-teman yang kekurangan. Atau kini kita yang masih bugar dan sehat, sudah saatnya untuk menggerakkan kaki untuk menjenguk, apalagi memberikan bantuan pada mereka yang tengah mengalami gangguan kesehatan. Sekadar untuk bertanya pada mereka tentang keadaan keluarganya, tentu sangat membantu mereka yang kekurangan.
Mengadakan reuni semestinya memang tidak berhenti dengan usainya kegiatan itu. Namun yang jauh lebih menyenangkan, silaturahmi yang terjalin membawa masing-masing dari kita untuk tetap saling menyapa, kembali berkawan, dan tentu saja memberi bantuan sekecil apa pun, moril dan materiil, bagi mereka yang membutuhkan. Atau ke depannya, mungkin saja menjalin kerjasama dalam bentuk lainnya yang saling menguntungkan. Dan yang paling penting, menjalin kembali tali kasih yang telah terberai. Itulah inti dari reuni.
*) Sonny Wibisono, penulis buku 'Message of Monday', PT Elex Media Komputindo, 2009
salam kenal smua..
BalasHapussaya anak 36 angk. 2007 kls XII.IA.5
mana neh suaranya angk. 07 hehe..
hai...gw evlyn....sekolah di 36 tahun 2001 - 2002..mau nyari temen2 gw ni kelas 1-6..mana semua ya???kangen berat gw..
BalasHapuswah ada juga ternyata angkatan gw.
Hapusgw kelas 1-5 dulu hehe..
kok guwe ga ada yang kenal padahal gw angkatan 87
BalasHapus